Hai semua, kali ini saya akan bercerita tentang cerita
menarik yang dialami kedua teman saya di kampus Universitas Pembangunan Jaya.
Pertama, saya akan menceritakan Fernanda Rafifah atau yang biasa dipanggil Feren. Dia lahir tanggal 11 November 2000.
Dia anak kedua dari 2 bersaudara. Warna favoritnya adalah warna biru. Hobby
Feren adalah main musik, main leptop, dan fotografi. Dia sangat suka fotografi
sejak kecil. Waktu kecil, dia memotret apapun yang ada disekitarnya. Namun,
ketika beranjak dewasa dia mempersempit ruang lingkup fotografi. Tapi, dia menjadi spesialis stage
photography. Setiap ada panggung atau acara apapun, mulai dari yang gratis
sampai yang bayar selalu dia datangi. Namun tidak semua, dia hanya datang ke
acara yang tidak begitu jauh dari rumah dan tidak begitu mahal. Feren selalu
memilih dan mengedit fotonya tepat setelah dia sampai rumah . keesokan harinya,
dia mengunggah foto tersebut. Beberapa bulan kemudian, ada salah satu staff
penulis liputan6.com yang mengirim direct messege , setelah dia mengunggah foto
yovie and Nuno di instagram. dia ingin mengambil foto Feren
untuk diunggah di artikelnya, karena kebetulan mereka belum mempunyai
fotografer lagi setelah fotografernya keluar. Setelah melalui beberapa
kesepakatan akhirnya kami mufakat dan foto feren masuk kedalam artikelnya.
Tidak lama setelah itu, dia mengirim pesan lagi kepada Feren yang berisi tentang tawaran untuk memotret
diacara bulanan liputan6.com yaitu media Campus Gathering Citizen Journalism.
Ketika melihat pesan tersebut, Feren
langsung sangat senang bisa bertemu dengan beberapa artis dan pembicara
yang mereka undang dan kameramen saat teman dia menginterview narasumber.
Disana dia mendapatkan banyak sekali
pujian , teman, pengalaman, dan pembelajaran yang tidak bisa dia ceritakan
semua diblog ini. Tidak hanya diundang untuk memotret acara media Campus
Gathering tersebut, melainkan staff
liputan6.com juga beberapa kali meminta tolong kepada Feren untuk memotret
tentang sesuatu yang akan ditulis di artikelnya. Artikel yang ditulis tentang
property, fashion, maupun endorse. Dia senang dan bangga melakukan pekerjaan
yang disukainya. Namun, kesulitan yang dia peroleh adalah deadline. Memotret
pada hari itu dan harus diserahkan besok pagi, sedangkan hari itu dia pulang malam
sehabis magrib atau isya. Belum lagi dia mengedit dan melihat hasil fotonya.
Tapi, hal tersebut membuat dia belajar lebih banyak dan berlatih supaya lebih
baik lagi di bidang fotografi.
Kedua, saya akan menceritakan Tasya Mafirah Suhendro. Nama
panggilannya adalah Tasya. Dia lahir tanggal 23 November 1999. Dia anak kedua
dari 3 bersaudara. Dia memiliki hobi menggambar dan menonton TV. Warna kesukaannya
adalah warna hitam. Makanan favoritnya ayam goring. Dia suka buah pisang. Waktu kelas 2 SMK, dia
harus menjalani sebuah praktek kerja lapangan atau yang disebut PKL. Saat itu
dia bingung untuk memilih tempat PKL.
Karna berhubungan dengan multimedia, dia ingin memasuki tempat pekerjaan
pertelevisian. Saat itu, dia terlambat untuk mengirimkan CV dikarenakan kuota
yang mengirimkan CV telah mencabat batas. Sehingga, dia dan kedua temannya
tidak mendapatkan tempat kerja lapangan tersebut.tetapi, teman dia yang lainnya
mendapatkan tempat kerja di ANTV . itu yang membuat dia kecewa. Saat itu, dia kebingungan dan pasrah ketika
tidak mendapatkan yang dia inginkan. Tapi, dia berpikir kembali untuk mencari
tempat tersebut. Dia meminta
bantuan guru pembimbing untuk menyarankan tempat pekerjaan yang layak dan
sesuai dengan kejuruanya. Lalu, guru pembimbing dia, menyarankan ke tempat
Kandank Jurank Doank yang dijalankan dan
didirikan oleh artis yang bernama Dik Doank. Menurut Tasya, tempat kerjanya cukup bagus . mereka
berkecimpungan dibagian desain poster perfilman pendek dan karyawisata. Banyak
tempat permainan seperti arum jeram, flying fox dan lain-lain. Saat itu, dia
mendapatkan kerja disana dan melakukan interview dengan Dik Doank. Untuk
pertama kalinya dia melihat artis secara langsung. Mungkin dia dibilang norak
atau semacamnya. Tapi, dia sangat senang sekali bisa bertemu dan bekerja untuk
nya. Walaupun hanya 3 bulan. Saat
diterima disana, dia melakukan pekerjaan yang sederhana lalu ketingkat
yang sulit seperti mebuat poster, mengedit
film pendek , dan mengatur sound system. Dia sempat berfoto dengan DikDoank
saat terakhir bekerja disana. Bekerja di Kandank Jurank Doank bagi dia adalah
suatu pengalaman yang menarik dan dia mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
Demikian cerita dari kedua teman saya.